Profil saya :

Foto saya
Rembang, Central Java, Indonesia
Guru SMP N 1 Pamotan

METODE HANDTRyMATIKA

Oleh Tribudiono, SMP N 1 Pamotan

Metode HANDTRyMatika merupakan metode hitung perkalian jari tangan. Metode ini dilatarbelakangi dari keprihatinan penulis saat mengajar fisika dan matematika yang penulis laksanakan. Ada persoalan mendasar yang harus dicarikan solusi, mengapa anak-anak tidak memiliki cara mudah menyelesaikan perkalian angka-angka? Padahal berhitung merupakan syarat mutlak dalam menyerap dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam kehidupan.

Metode ini, merupakan proses penyempurnaan dari konsep-konsep yang penulis temukan dan ditemukan bukan karena ketidaksengajaan. Tetapi proses yang ditempuh sesuai kaidah-kaidah ilmiah. Dan metode ini telah ujicobakan dan dipraktekan di sekolah tempat penulis bekerja dan telah dipublikasikan dalam buletin pelangi pendidikan Vol. 2 No. 2 Tahun 1999/2000; ISSN 1410-4504, yang dalam publikasi penulis memberi judul ” Menghitung Perkalian Angka Menggunakan Jari-Jari Tangan”. Tulisan terdahulu Juga pernah disampaikan dalam pertemuan di BPG Jawa Tengah ketika penulis mengikuti Diklat. (meskipun agenda tersebut tidak ada dalam acara tersebut).

Foto-Foto hasil Publikasi di buletin Pelangi milik Depdiknas Pusat Tahun 1999.

Metode hitung jari tangan, akhir-akhir ini bermunculan, dari mereka mengklaim bahwa mereka sebagai penemunya. Tetapi penulis timbul pertanyaan benarkah mereka sebagai penemu? Karena sebenarnya penulis sendiri yang sejak tahun 1999 telah mempublikasikan tidak berani mengklaim sebagai penemu konsep hitung jari tangan meskipun cara-cara perhitungan yang penulis sampaikan jelas-jelas berbeda dari dasar perhitungan terdahulu, yaitu hitungan 6, 7, 8, 9. Terlepas dari polemik tersebut penulis sungguh merasa senang. Karena pada mereka yang mengembangkan konsep hitung jari tangan memiliki tujuan yang sama yaitu membantu kepada mereka yang mengalami kesulitan dalam berhitung perkalian.

Oleh karena itu dari tulisan ini, penulis memberanikan diri menyampaikan konsep hitung perkalian angka menggunakan jari tangan yang penulis kembangkan yang penulis sebut ”METODE HANDTRyMATIKA”. Metode HANTRyMATIKA mengandung arti ”HAND” berarti tangan dan TRy dari kata ”ENTRY” yang berarti masuk secara tersembunyi memasukkan kata Try dari nama penulis yakni Tri Budiyono. Metode HANTRyMATIKA dapat diartikan sebagai suatu cara dalam proses hitung perkalian angka dengan memasukkan alat bantu jari tangan yang dimiliki oleh seseorang.

DASAR PEMIKIRAN

Ketika kita mengoperasikan bilangan perkalian suatu bilangan lebih besar dari angka 5 dapat dipastikan kita akan melakukan proses yang sangat rumit bilamana kita tidak hafal dengan bilangan-bilangan tersebut perhatikan perkalian-perkalian berikut:

6 x 6 = 6 + 6 + 6 + 6 + 6 + 6 = 36 ;

6 x 7 = 7 + 7 + 7 + 7 + 7 + 7 = 42

....................................................

dan bagaimana dengan bilangan yang lain? Misalnya 67 x 78 ; 687 x 789678; 89769 x 7896787 dan sebagainya tentu kita akan memerlukan energi yang banyak untuk menghitung angka-angka tersebut. Bahkan orang akan menjadi bosan dengan angka-angka tersebut, sehingga mereka belum melangkah lebih jauh telah bertemu dengan

angka-angka yang membosankan. Padahal tidak mudah mendapatkan alat bantu yang dipergunakan dalam perhitungan karena setiap saat tidak tersedia. Disaat-saat tertentu belum pasti dapat digunakan. Maka jari tangan adalah solusinya untuk membantu mengoperasikan angka-angka tersebut.

DASAR TEORITIS

Angka Desimal

Angka desimal dipakai pertama kali oleh bangsa arabic (Timur Tengah) diantaranya dinotasikan dengan bilangan pokok ( 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9) sedang nilainya berdasarkan posisi bilangan diantaranya sebagai: ....,sepersepuluh, satuan, puluhan, ratusan, ribuan,....., dst. Sebagai contoh:

4673

3 satuan

7 puluhan

6 ratusan

4 ribuan

nilainya : 4 ribuan + 6 ratusan + 7 puluhan + 3 satuan, dibaca empat ribu enam ratus tujuh puluh tiga.

Teori Bilangan

  1. Bilangan sail (Asli)
    Bilangan sail adalah bilangan bulat positif.
    contoh
    1,2,3,4,5,6,8,.....
  2. Bilangan cacah
    Bilangan cacah adalah bilangan bulat positif digabung dengan nol.
    0,1,2,3,4,5,6,....
  3. bilangan bulat
    bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari seluruh bilangan baik negatif, nol, dan positif.
    ...,-3,-2,-1,0,1,2,3,...

Konsep Perkalian

Perkalian

Notasi perkalian adalah x ; Perkalian merupakan bentuk penjumlahan berulang dapat dilakukan:

Dengan Cara biasa:

Contoh: 8 x 6 = 6 + 6 + 6 + 6 + 6 + 6 + 6 + 6 = 48

Dengan Cara Tersusun:

+4

97

76 x

582

679 +

7372

Sifat-sifat Perkalian yang berlaku:

~ Sifat Komutatif ( pertukaran) ; a x b = b x a

~ Sifat asosiatif ( pengelompokan) ; (a x b ) x c = a x (b x c)

~ Sifat nol dalam perkalian berarti penghapusan bilangan yang

nilainya nol; a x 0 = 0

~ Angka satu (1) sebagai bilangan identitas yang bila dikalikan =

bilangan itu sendiri. ( a x 1 ) = a.

NUMERIK PADA METODE HANDTRyMATIKA

Untuk menggunakan jari-jari tangan sebagai numerik penggunaan dimulai dari angka berikut ini, sedang hitungan dimulai dari kelingking yang dilipat.

  1. Jari Kelingking yang dilipat sebagai angka Ax + 1

{1, 11,21,31,41,51,61,71,81,91,101, ...., Ax + 1}

b. Jari kelingking dan jari manis, yang dilipat sebagai angka :

Ax + 2

{2, 12,22,32,42,52,62,72,82,92,102, ...., Ax + 2}

  1. Jari kelingking, jari manis dan jari tengah yang dilipat sebagai angka: (Ax + 3)

{3, 13,23,33,43,53,63,73,83,93,103, ...., Ax + 3}

  1. Jari kelingking, jari manis, jari tengah dan Jari telunjuk dilipat sebagai angka : (Ax + 4)

{4, 14,24,34,44,54,64,74,84,94,104, ...., Ax + 4}

  1. Semua jari dilipat sebagai angka : (Ax + 5)

{5, 15,25,35,45,55,65,75,85,95,105, ...., Ax + 5}

  1. Ibu Jari saja sebagai angka : ( Ax + 6)

{6, 16,26,36,46,56,66,76,86,96,106, ...., Ax + 6}

  1. Ibu jari dan jari tengah sebagai angka : (Ax + 7)

{7, 17,27,37,47,57,67,77,87,97,107, ...., Ax + 7}

  1. Ibu Jari ,jari telunjuk, jari tengah dan jari manis sebagai angka : ( Ax + 8)

{8, 18,28,38,48,58,68,78,88,98,108, ...., Ax + 8}

  1. Ibu jari dan jari tengah sebagai angka : (Ax + 9)

{ 9, 19,29,39,49,59,69,79,89,99,109,.., Ax + 9}

Catatat: Ax : bilangan cacah kelipatan 10

OPERASI METODE HANDTRyMATIKA

Contoh Pada Operasi Perkalian 12 x 14

Ingat : 12 = 10 + 2

14 = 10 + 4

Maka yang diselesaikan dahulu adalah perkalian 10 X 10 = 100

Berarti yang disimpan adalah 100.

Langkah 2

Jari di lipat dijumlahkan sebagai hasil puluhan

2 Puluhan + 4 puluhan

Langkah 3

2 Satuan x 4 satuan = 8 Satuan

Langkah Lengkap

Simpanan = 100 diperoleh dari 10 x 10

= 100 + 1 (2 puluhan + 4 puluhan = 60) + (2 satuan x 4 satuan = 8 )

= 100 + 60 + 8 = 168

Contoh Singkat Operasi yang Lain:

Perkalian 24 x 23.

Ingat simpanan 20 x 20 = 400 (disimpan), Sedang pengali Puluhan 2

( 400. + (2 (( 4 + 3)pul =(70))= 140) + (4 x 3 = 12)sat) = 552

  1. Perkalian 31 x 31

Ingat simpanan 30 x 30 = 900. Pengali puluhan 3

= { ( 900) + ((3 (1 + 1 = 20) = 60) + (1 x 1=1) } = 961.

  1. Perkalian 51 x 66

Ingat simpanan 50 x 50 = 2500. Pengali puluhan 5

6 dari angka 50 ke 66 nilainya 16

= { ( 2500) + ((5 ((1 + 16)= 170)= 850) + (1 x 16= 16) }

= 2500 + 850 + 16 = 3366

= 8.1000 + 630 + 6 = 6736.

Perkalian 9001 x 9001

Ingat simpanan 9000 x 9000 = 81.000.000. Pengali puluhan 900

= 81.000.000 + ((900 (1 pul+ 1pul =20) = 18000 + (1 x 1 = 1 )

= 81.000.000 + 90 ( 1 ratusan + 1 ratusan) =18.000 + (1 x 1= 1)

= 81.000.000 + 9 ( 1ribuan + 1 ribuan) + (1 x 1 = 1)

= 81.018.001.

PENUTUP

Rumus Metode Handtrymatika :

Misal perkalian antara variabel a x b (Ax+n) dengan (Ax + n)

y = Ax2 + Ax(n1 + n2)x + (n1 x n2)

Y = Hasil dari perkalian

Ax = bilangan cacah kelipatan 10

X = kelipatan 10 yang digunakan.

’n1 : bilangan satuan jari yang dilipat variabel a

’n2 : bilangan satuan jari yang dilipat variabel b

Penerapan pada Perkalian

Contoh Perkalian Berinterval variabel berinterval 0 s.d. 10

1. 14 x 16 = 102 + (4 + 6)pul + ( 4 x 6 ) = 100 + 100 + 24 = 224

2. 23 x 21 = 202 + 2(3 + 1)pul + ( 3 x 1 ) = 400 + 80 + 3 = 483

3. 25 x 26 = 202 + 2(5 + 6)pul + ( 5 x 6 ) = 400 + 220 + 30 = 650

4. 27 x 22 = 202 + 2(7 + 2)pul + ( 7 x 2 ) = 400 + 180 + 14 = 594

5. 28 x 31 = 202 + 2(8 + 11)pul + (8 x 11) = 400 + 380 + 88 = 868

Contoh Bentuk Perkalian Berinterval variabel berinterval 0 s.d.

  1. 6 X 7 = 02 + 0 ( 6 + 7 )sat + ( 6 X 7)sat = 0 + 0 + 42
  2. 14 x 6 = 0 + 0 (1 4 + 6 ) sat + ( 14 x 6)

= 0 + 0 + (10 x 6) + (4 x 6) = 84

3. 144 x 104 = 1002 + (44 + 4) rat + ( 44 X 4)sat

= 10000 + 4800+ (176) = 14976

4. 248 x 105 = 1002 + (148 + 5) rat + ( 148 X 5)sat

= 10000 + 15300+ (100 x 5 + 40 x 5 + 8 x 5)

= 10.000 + 15300 + 785 = 260405

. 10006 x 11007 = 100002 + (6 +1007)pul.ribu + (6 x 1007)

= 100000000 + 10130000 + (6 x 1000 + 6 x 7)

= 100000000 + 10130000 + 6042 = 110136042

Semoga bermanfaat

Read more.....

Keefektifan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Berbantuan Media CD

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu, serta memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini senantiasa dilandasi oleh perkembangan matematika di semua bidang, baik teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, matematika diskrit, maupun geometri. Dengan demikian, untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Dalam rangka penguasaan matematika, kemampuan pemecahan masalah sangat penting dimiliki setiap orang, bukan hanya karena sebagian besar kehidupan manusia akan berhadapan dengan masalah–masalah yang perlu dicari penyelesaiannya, tetapi pemecahan masalah terutama yang bersifat matematika juga dapat menolong seseorang meningkatkan daya analitis dan dapat membantu mereka untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan pada berbagai situasi yang lain (Manalu, 1980:5). Hal ini selaras dengan yang dikemukakan Gagne (Anni, 2007:38) bahwa pemecahan masalah (problem solving) merupakan tipe belajar paling tinggi yang dapat membantu dan mengembangkan keterampilan intelektual tingkat tinggi yakni penalaran matematik.
Mengingat arti penting penguasaan pamecahan masalah, pemerintah memasukkan aspek tersebut menjadi salah satu bagian dari tujuan kurikulum matematika sekolah. Melalui kegiatan ini, aspek-aspek kemampuan matematika penting seperti penerapan aturan pada masalah tidak rutin, penemuan pola, penggeneralisasian, komunikasi matematik dan lain-lain dapat dikembangkan lebih baik. Untuk itu diperlukan banyak usaha untuk dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika karena keadaan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak anak didik yang kurang menguasai aspek ini yang salah satunya terlihat pada pokok bahasan keliling dan luas lingkaran.
Materi keliling dan luas lingkaran merupakan salah satu bagian dari matematika yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Peran tersebut muncul karena dalam kehidupan nyata banyak hal yang berkaitan dengan lingkaran. Sebagai mplikasinya, banyak masalah yang muncul dan harus diselesaikan menggunakan konsep lingkaran. Untuk itu materi tentang lingkaran diajarkan sejak anak berada di jenjang Sekolah Dasar (SD) dengan tujuan agar anak mampu dan terbiasa dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan berkaitan dengan lingkaran yang nantinya diaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari. Meski demikian ditemukan fakta bahwa masih banyak dari siswa SMP yang kesulitan dalam hal pemecahan masalah yang terkait dengan lingkaran, termasuk keliling dan luas lingkaran.

Hal ini juga terlihat pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pamotan kabupaten Rembang yang sebagian besar belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran matematika. SMP Negeri 01 Pamotan merupakan salah satu dari sekian banyak SMP yang telah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta memiliki media pembelajaran yang cukup memadai seperti beberapa unit computer, TV, dan tape recorder. Akan tetapi secara umum penyampaian informasi dalam pembelajaran yang ada di SMP Negeri 1 Pamotan masih berjalan satu arah dari guru ke siswa dengan menggunakan metode ekspositori dan tentunya kurang sesuai dengan KTSP yang menuntut siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Meskipun demikian, SMP ini telah mencoba pelaksanaan model pembelajran dengan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam proses belajar mengajar, pemilihan model pembelajaran yang tepat sangatlah penting. Model pembelajaran berpengaruh terhadap mudah atau tidaknya siswa dalam menerima informasi yang tertuang dalam pembelajaran karena hakikat pembelajaran adalah komunikasi dan penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Model pembelajaran yang tepat dan menarik perhatian akan membawa siswa dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan dan memudahkan siswa menyerap dengan baik materi yang diajarkan, serta meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS).
Creative Problem Solving (CPS) adalah model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan (Pepkin, 2004:1). Dalam pembelajaran model Creative Problem Solving (CPS) ini siswa dituntut aktif sehingga dalam pembelajaran siswa mampu mengeluarkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki untuk memecahakan masalah yang belum mereka temui. Aktif berarti siswa banyak melakukan aktivitas selama proses belajar berlangsung, karena dalam pembelajaran model Creative Problem Solving (CPS) ada beberapa tahapan yang harus dilalui siswa selama dalam proses pembelajaran yang meliputi klarifikasi masalah, pengungkapan pendapat,evaluasi dan pemilihan serta implementasi. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung tidak hanya mendengarkan dan mencatat saja. Bertanya pada teman saat diskusi, berani mengemukakan pendapat, dan aktivitas lainnya baik secara mental, fisik, dan sosial sehingga siswa dapat menggunakan berbagai cara sesuai dengan daya kreatif mereka untuk memecahkan masalah tersebut, sehingga sebagian tujuan pembelajaran matematika terpenuhi.
Media pembelajaran juga diperlukan dalam proses belajar mengajar. Dengan media, pesan yang terkandung dalam pembelajaran dituangkan dalam komunikasi verbal (kata-kata dan tulisan) dan non verbal (gambar visual). Media pembelajaran sangat bermanfaat agar penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar, pembelajaran dapat lebih menarik, meningkatkan interaktif siswa dalam menerapkan teori belajar, mempersingkat waktu pembelajaran dan kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa (Arsyad, 2004:15). Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran, seperti tape recorder, film, slide, gambar, televisi, komputer, dan lainnya.
CD (Compact Disc) pembelajaran merupakan salah satu media pembelajaran melalui komputer maupun televisi. CD pembelajaran menyajikan penyampaian materi yang lebih terorganisasi, bersemangat dan hidup, serta memudahkan guru dan siswa untuk melakukan proses belajar mengajar. Selain dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, penggunaan CD pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar, serta dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga pembelajaran berlangsung efektif dan efisien.
Berdasarkan paparan tersebut harapannya dengan penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving yang dipadukan dengan media CD dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pamotan Kabupaten Rembang terkait dengan materi keliling dan luas lingkaran
.

1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut ini.
(1) Apakah dengan implementasi model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) berbantuan media CD dapat membantu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pamotan dalam mencapai ketuntasan belajar pada materi pokok keliling dan luas lingkaran sebesar 60?
(2) Apakah ada perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) berbantuan media CD dengan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning - CTL)?

1.3 Tujuan
Tujuan diadakan penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
(1) Mengetahui keefektifan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) berbantuan media CD dalam pencapaian ketuntasan belajar.
(2) Mengetahui metode pembelajaran yang lebih baik terhadap kemampuan pemecahan masalah antara pembelajaran yang menggunakan metode Creative Problem Solving (CPS) berbantuan media CD dengan pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran dengan pendekatan CTL.

1.4 Manfaat
Hasil dari kegiatan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut ini.
1.4.1 Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan peneliti khususnya yang terkait dengan penelitian yang menerapkan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) berbantuan media CD sebagai media pembelajaran
1.4.2 Bagi Guru
Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan metode Creative Problem Solving (CPS) berbantuan media CD dalam pembelajaran matematika khususnya materi pokok keliling dan luas lingkaran.
1.4.3 Bagi Peserta Didik
Peserta didik memperoleh metode pembelajaran yang bervariatif yang harapannya dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah mata pelajaran matematika terutama pada pokok bahasan keliling dan luas lingkaran

1.5 Penegasan Istilah
Agar diperoleh pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian ini dan tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda dari pembaca, maka perlu adanya poenegasan istilah dalam penelitian ini. Penegasan istilah juga dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup permasalahan sesuai dengan tujuan penelitian ini.
1.5.1 Keefektifan
Keefektifan berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil (Poerwodarminto, 1999:219). Dalam penelitian ini, keefektifan dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut ini.
(1) Pembelajaran dengan menggunakan metode Creative Problem Solving (CPS) berbantuan media CD dapat membantu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pamotan dalam mencapai ketuntasan belajar pada materi pokok keliling dan luas lingkaran, yaitu sekurang-kurangnya 70% siswa dalam kelas memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 60.
(2) Kemampuan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran dengan metode Creative Problem Solving (CPS) berbantuan media CD lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual (CTL) pada materi keliling dan luas lingkaran.
1.5.2 Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
Model CPS adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan.
1.5.3 Compact Disc (CD)
CD merupakan piringan optik yang diisi dengan pengkodean laser berdesain untuk menyimpan sejumlah besar data (Febrian, 2004:106). Dalam penelitian ini CD yang dimaksud adalah CD pembelajaran yang menyimpan materi-materi pelajaran dan contoh soal yang disertai dengan gambar-gambar bergerak, animasi teks, dan interaktivitas lain yang dapat menimbulkan keasyikan tersendiri bagi siswa.
1.5.4 Kemampuan Pemecahan Masalah
Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sangup) melakukan sesuatu, dengan imbuhan ke-an kata mampu menjadi kemampuan yaitu kesanggupan atau kecakapan. Sedangkan kemampuan pemecahan masalah merupakan kompetensi strategi yang ditunjukkan siswa dalam memahami, memilih pendekatan dan strategi pemecahan, dan menyelesaikan model untuk menyelesaikan masalah (Budihardjo, 2006:3). Untuk megetahui kemampuan pemecahan masalah siswa dilakukan tes pada akhir pembelajaran yang disajikan dalam bentuk angka.
1.5.5 Model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning - CTL)
Model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual merupakan model pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antar materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antar pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Suyitno, 2004:4).
1.5.6 Siswa SMP kelas VIII
Siswa SMP kelas VIII adalah subjek penelitian, yakni siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pamotan Kabupaten Rembang tahun ajaran 2008/2009
1.5.7 Materi pokok keliling dan luas lingkaran
Materi pokok keliling dan luas lingkaran merupakan materi matematika SMP kelas VIII semester genap yang dijadikan bahan pembelajaran.

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
1.6.1 Bagian awal
Pada bagian ini memuat beberapa halaman terdiri dari halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar lampiran.
1.6.2 Bagian inti
Bagian inti terdiri dari lima bab, adapun kelima bab tersebut adalah sebagai berikut ini.
(1) Bab I : Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi tentang alasan pemilihan judul, permasalahan, penegasan istilah, tujuan dan manfaat hasil penelitian serta sistematika penulisan skripsi.
(2) Bab II : Landasan Teori
Bagian ini berisi tentang landasan teori, dikemukakan tentang teori-teori yang mendukung penelitian sebagai acuan untuk mengajukan hipotesis. Dalam bab ini dituliskan pula kerangka berpikir serta hipotesis penelitian
(3) Bab III : Metode Penelitian
Bagian metode penelitian berisi tentang lokasi penelitian, subyek dan objek penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data, serta metode analisis data.
(4) Bab IV : Pembahasan
Bagian ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan penelitian.
(5) Bab V : Simpulan dan Saran
Bagian ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.
1.6.3 Bagian akhir
Pada bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Read more.....
 
Powered By Blogger | Portal Design By Trik-tips Blog © 2009 | edited by O-pio | Best View: Firefox | Top